SELAMAT DATANG DI BLOG " GANESA SCOUT " UPTD SMP NEGERI 1 GAMPENGREJO KEDIRI

Gambar Scout

Gambar Scout

Kamis, 04 Februari 2016

APROKSIMASI ( MENAKSIR )

MENAKSIR TINGGI
Menaksir tinggi merupakan salah satu materi teknik kepramukaan yang wajib diketahui. Menaksir tinggi akan sangat berguna saat melakukan kegiatan di alam terbuka. Pun di samping itu, materi menaksir termasuk salah satu materi yang diujikan dalam SKU Pramuka Penggalang. Dalam Syarat Kecakapan Umum Pramuka Penggalang sebagaimana SK Kwarnas No. 198 Tahun 2011, ketrampilan menaksir tinggi menjadi salah satu syarat kecakapan yang diujikan pada SKU Pramuka Penggalang Ramu dan Terap, yaitu:
  • Dapat menjelaskan kompas, menaksir tinggi dan lebar (SKU Penggalang Ramu; kecakapan nomor ke-24)
  • Dapat membuat peta perjalanan, peta lapangan,  menjelaskan rumus menaksir: tinggi, lebar, kecepatan dan kedalaman (SKU Penggalang Terap; kecakapan nomor ke-24)
Oleh karena itu, materi dan tata cara menaksir tinggi wajib dikuasai oleh setiap pramuka terutama bagi pramuka penggalang.
Menaksir sendiri dapat diartikan sebagai “menentukan sesuatu (harga, banyaknya, jumlah, ukuran, dan sebagainya) dengan kira-kira”. Sehingga menaksir tinggi dapat diartikan sebagai menentukan ukuran tinggi sebuah obyek dengan kira-kira. Karena sifatnya yang “kira-kira” maka menaksir jelaslah berbeda dengan mengukur. Dalam menaksir tinggi kita dituntut untuk mengetahui (menentukan) sebuah ukuran tinggi sebuah obyek dengan menggunakan alat seadanya.
latihan-menaksir-tinggi

Melakukan Penaksiran Tinggi Dengan Metode Perbandingan Segitiga

Dalam menaksir tinggi terdapat berbagai cara dan metode seperti metode menaksir tinggi dengan menggunakan bantuan bayangan, metode segitiga siku-siku (45 derajat), dan lain sebagainya. Pada kesempatan ini kita akan mempelajari menaksir tinggi dengan menggunakan metode perbandingan segitiga. Metode ini memanfaatkan teori kesebangunan segitiga. Dengan menggunakan metode menaksir ini, hasil yang didapat akan lebih akurat serta memudahkan dalan verifikasi ulang ataupun pengecekan kembali (termasuk penilaian) karena menggunakan rumus yang sistematis.
Namun menaksir tinggi dengan menggunakan metode perbandingan segitiga ini hanya bisa dilakukan jika kondisi tanah di sekitar obyek yang ditaksir dalam kondisi datar. Jika kontur tanah miring harus menggunakan metode yang lain karena hasilnya dipastikan tidak akan akurat.
Diumpamakan sedang menaksir tinggi sebuah pohon. Untuk mempermudah penjelasan, perhatikan gambar berikut:
menaksir-tinggi
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
  1. Ukurlah dengan menggunakan tongkat pramuka (biasanya berukuran 160 cm) dari pangkal pohon ke sebelah samping. Panjang ukuran terserah, menyesuaikan dengan kondisi medan. Dalam kasus ini seumpama diukur sebanyak 5 tongkat yang berarti sejauh 800 cm atau 8 meter (160 x 4 = 640). Tandai sebagai titik “B”.
  2. Di titik “B” tersebut dirikan tongkat pramuka secara tegak lurus.
  3. Intailah dari seberang titik “C” ke puncak pohon yang ditaksir tingginya (titik “D”) melalui ujung atas tongkat (titik “E”) sehingga antara titik A, E, dan D membentuk garis lurus.
  4. Agar tercipta garis lurus rubah atau geser maju dan mundur titik pengintaian (titik A).
  5. Jika telah terbentuk garis lurus antara titik A, E, dan D, ukurlah jarak antara titik “B” dan “A”. Seumpama hasil pengukuran jarak AB adalah 190 cm.
Setelah semua langkah pengukuran dan pengintaian tersebut di atas dilakukan sekarang saatnya melakukan penghitungan dengan menggunakan rumus perbandingan segitiga sebagai berikut: CD = BE X (AB + BC) : AB. Tulislah dalam selembar kertas dilengkapi dengan sketsa penaksiran. Lebih jelasnya seperti ini:
menaksir-tinggi-2
Diketahui : BE
AB
BC
=
=
=
160 cm (tongkat pramuka)
190 cm
640 cm
Ditanya : CD = Tinggi Pohon?
Jawab : CD = BE X (AB + BC) : AB160 X (190 + 640) : 190
160 X 830 : 190
132.800 : 190
698,9474 cm

dibulatkan menjadi 699 cm atau 6,9 meter
Jadi tinggi pohon adalah 6,9 meter
Dari hasil penaksiran tersebut kita dapatkan hasil kira-kira tinggi pohon adalah 699 cm atau 6,9 meter (1 meter = 100 cm, berarti 699 dibagi 100 = 6,99). Yang perlu diperhatikan agar dalam melakukan penaksiran tinggi mendapatkan hasil yang paling akurat adalah:
  1. Saat melakukan pengintaian, posisi mata harus sedekat mungkin dengan tanah. Untuk itu sentuhkan kepala ke tanah dan pejamkan mata yang sebelah atas sehingga pengintaian (pembidikan) menggunakan satu mata yang terdekat dengan tanah.
  2. Posisi tongkat (BE) saat pembidikan harus benar-benar tegak lurus dengan tanah jangan miring.
Pada langkah-langkah di atas posisi titik BE tidak berubah. Jika pengintaian belum menghasilkan garis “AED” yang lurus, lokasi pengintaian (titik A) yang diubah maju atau mundur. Bagi beberapa pramuka ada yang memilih titik A (lokasi pengintaian) sebagai titik statis statis yang tidak berubah-rubah lokasinya sebaliknya titik “BE” (tongkat) berubah maju mundur hingga pengintaian menghasilkan garis “AED” yang lurus. Jika memilih langkah yang demikian pengukuran titik AB dan BC dilakukan setelah pengintaian selesai.
Itulah langkah-langkah dan rumus menaksir tinggi dengan menggunakan metode perbandingan segitiga. Di samping membutuhkan ketelitian juga dibutuhkan kerja sama antar anggota regu agar proses penaksiran berjalan lancar dan hasilnya akurat.

MENAKSIR LEBAR SUNGAI ( 4 CARA )
Cara menaksir lebar sungai | pramuka. 
Menaksir adalah mengira-ngira. Oleh karena itu jika hasil penaksiran berbeda sedikit dengan kenyataan sebenarnya (dengan batas tertentu. disebut toleransi) sudah dianggap baik/benar. 

Cara Menaksir Lebar Sungai
A.  Cara Pertama :
Mengukur/menaksir lebar sungai dengan ilmu ukur segitiga.


  1. Tetapkan check point A di seberang sungai.
  2. Jadikan tempat kita berdiri  sebagai  titik B.
  3. Buat sudut 90° dan bergerak ke C sebanyak  x  langkah  (x adalah jumlah langkah).
  4. Lanjutkan melangkah ke D sebanyak ½  x langkah. (1/2 x langkah adalah jumlah langkah
  5. Dari titik D buat sudut 90° dan bergeraklah mundur sambil mengintai ke point A dan C.
  6. Tempat berdiri, berada di satu garis lurus.   
  7. Berhenti setelah A: C dan E berada di satu garis lurus. (dengan demikian lebar sungai: AB = 2 DE).
B.  Cara Kedua :
Mengukur/menaksir lebar sungai dengan ilmu ukur segitiga


  1. Tetapkan check point A.
  2. Jadikan tempat tegak pada point B.
  3. Menghadap ke kiri dengan sudut 90° kemudian berjalan mundur.
  4. Berhentilah apabila telah dapat membuat sudut 45°, jika di proyeksikan ke titik A.
  5. Titik tersebut dinyatakan sebagai titik C. Dengan demikian maka dalam segitiga ABC diatas, sudut A juga = 45° karena itu sisi AB = BC. Jadi lebar sungai AB = BC.

C.   Cara ketiga :
Mengukur/menaksir lebar sungai dengan ujung topi.

  1. Dengan pandangan melalui ujung topi, tentukan sebuah check point A di seberang sungai.
  2. Berputarlah ketepi yang lain dengan sikap tubuh dan topi yang sama.
  3. Suruh seorang teman menuju ke titik di hujung pandangan melalui topi tersebut.
  4. Titik tersebut kita anggap C. maka BA = BC = radius.
D.  Cara keempat :
Menaksir Lebar Sungai dengan Permukaan Air yang Tenang/Danau.




  1. Jatuhkan benda berat ke dalam air, misalnya : batu atau sejenisnya
  2. Perhatikan riak air yang berjalan menuju titik C (diseberang).
  3. Perhatikan riak air yang menyentuh titik C yang bersama-sama menyentuh titik B
  4. Ukur jarak antara A dan B.
  5. Jarak A dan B akan sama dengan jarak A dan C yang sekaligus menunjukan lebar sungai.

MENAKSIR ARUS SUNGAI
Teknik menaksir kecepatan arus air sungai menjadi salah satu teknik kepramukaan tentang menaksir yang sudah selayaknya diketahui dan dikuasai oleh pramuka. Sebagaimana teknik menaksir lainnya, semisal menaksir tinggi dan menaksir lebar sungai, menaksir kecepatan menjadi salah satu syarat dalam kecakapan umum.
Dalam SKU Penggalang Rakit dan SKU Penggalang Terap, kemampuan dan keterampilan menaksir kecepatan arus air menjadi salah satu syarat yang diujikan. Dalam masing-masing kecakapan umum tersebut disebutkan, bahwa:
  • Dapat menggunakan kompas dan membuat Peta Pita, manaksir kecepatan arus dan kedalaman (Materi SKU Penggalang Rakit Nomor 24)
    • Dpat menaksir kecepatan arus air dan kedalaman sungai (Pencapaian Pengisian SKU Penggalang Rakit Nomor 24 poin 3)
  • Dapat membuat peta perjalanan, peta lapangan,  menjelaskan rumus menaksir: tinggi, lebar, kecepatan dan kedalaman (Materi SKU Penggalang Terap Nomor 24)
    • Pernah menjelaskan rumus menaksir tinggi, lebar, kecepatan arus air dan kedalaman sungai (Pencapaian Pengisian SKU Penggalang Terap Nomor 24 Poin 3)
Lalu bagaimana cara dan teknik menaksir kecepatan arus air sungai? Akan kita pelajari!

Cara Menaksir Kecepatan Arus Air

Untuk melakukan teknik kepramukaan penaksiran kecepatan arus air, salah satunya bisa menggunakan metode sebagai berikut:
  1. Satu orang berdiri di titik A dan satu orang lagi berdiri di titik B (perhatikan gambar di atas). Jarak antara A dan B harus ditentukan terlebih dahulu, semisal 1 meter, 5 meter, atau 10 meter tergantung kecepatan arus air, dimana semakin cepat arus lebih baik semakin jauh.
  2. Orang A (orang yang berdiri di titik A) membawa benda yang bisa terapung, sedangkan orang B (orang yang berdiri di titik B) membawa pengukur waktu (stopwatch atau jam).
  3. Orang A menjatuhkan benda ke air. Bersamaan dengan itu Orang B menghidupkan penghitung waktu dan mematikannya saat benda tersebut sampai di orang B.
  4. Lakukan penghitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus :
Di mana:
  • v = kecepatan; dengan satuan detik/meter; menit/meter; jam/km dll
  • s = jarak; dengan satuan meter, kilometer (km) dll
  • t = waktu; dengan satuan detik; menit; atau jam
Contoh :
  • jarak antara A dan B (s) 10 meter
  • waktu benda terapung mengalir dari A ke B (t) 3 menit
  • Maka kecepatannya adalah :
Jadi kecepatan arus air sungai tersebut adalah 3,33 meter/menit.
Nah setelah mempelajari cara dan teknik menaksir kecepatan arus air sungai, sekarang saatnya untuk mempraktekkannya. Teknik kepramukaan, termasuk menaksir, harus sering-sering dilatih dan dipraktekkan tentunya dengan bimbingan kakak-kakak pembina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar