SELAMAT DATANG DI BLOG " GANESA SCOUT " UPTD SMP NEGERI 1 GAMPENGREJO KEDIRI

Gambar Scout

Gambar Scout

Selasa, 09 Februari 2016

PEMANTAPAN ANGGOTA PENGGALANG RAKIT


Dalam rangka pemantapan anggota penggalang tingkat rakit Gugus Depan 12.105-106 UPTD SMP Negeri 1 Gampengrejo mengikuti kegiatan Perkemahan Sabtu Malam Minggu yang dilaksanakan pada tanggal 6 s/d 7 Februari 2016 di Gugus Depan 12.013 - 014 SDN Ngebrak II Kecamatan Gampengrejo. Adapun materi - materi yang diberikan oleh Pembina Gugus Depan 12.105 - 106 antara lain :
  1. Pemantapan Materi Panorama Sket
  2. Pemantapan Materi Peta Pita Perjalanan
  3. Pemantapan Materi Yel - Yel Regu
 Diharapkan dengan kegiatan - kegiatan ini anggota penggalang rakit Ganesa dalam mempraktekan ilmunya dilapangan dan mampu melanjutkan ketingkat penggalang terap.
Pembuatan Panorama Sket
Pembuatan Peta Pita Perjalanan
Memimpin Senam Pagi

PENDAMPINGAN PERSAMI GUDEP 12.013 - 014 SDN NGEBRAK II



Dalam rangka evaluasi kegiatan latihan rutin Gugus Depan 12.013 - 12.014 SD Negeri Ngebrak II Kecamatan Gampengrejo Kediri mengadakan serangkaian kegiatan perlombaan yang dikemas dalam kegiatan Perkemahan Sabtu Malam Minggu yang dilaksanakan pada tanggal 6 s/d 7 Februari 2016 bertempat di SDN Ngebrak II dan sekitarnya.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :
  1. Ibu Kepala Sekolah / Kamabigus Gudep 12.013 - 12.104 SDN Ngebrak II selaku Pelindung Kegiatan
  2. Kakak Kakak Pembina Gugus Depan 12.013 - 12.104 SDN Ngebrak II selaku Penasehat Kegiatan
  3. Kakak - Kakak Pembina dan Pembantu Pembina Gugus Depan 12.105 - 106 UPTD SMP Negeri 1 Gampengrejo yang tergabung dalam " GSC " Ganesa Scout Community selaku Panitia Pelaksana Kegiatan

Adapun kegiatan yang dilombakan adalah :
1. Lomba Mewarnai

2. Lomba Pentas Seni

3. Lomba Penjelajahan
Dengan diadakan kegiatan Perkemahan Sabtu Malam Minggu ini diharapkan para penggalang Gugus Depan SD Negeri Ngebrak II lebih aktif dan semangat dalam mengikuti kegiatan kepramukaan.

Foto Bersama Panitia Pelaksana Kegiatan dengan Dewan Pembina Gugus Depan
Dokumentasi lengkap dapat diakses di Youtube kami :




Kamis, 04 Februari 2016

APROKSIMASI ( MENAKSIR )

MENAKSIR TINGGI
Menaksir tinggi merupakan salah satu materi teknik kepramukaan yang wajib diketahui. Menaksir tinggi akan sangat berguna saat melakukan kegiatan di alam terbuka. Pun di samping itu, materi menaksir termasuk salah satu materi yang diujikan dalam SKU Pramuka Penggalang. Dalam Syarat Kecakapan Umum Pramuka Penggalang sebagaimana SK Kwarnas No. 198 Tahun 2011, ketrampilan menaksir tinggi menjadi salah satu syarat kecakapan yang diujikan pada SKU Pramuka Penggalang Ramu dan Terap, yaitu:
  • Dapat menjelaskan kompas, menaksir tinggi dan lebar (SKU Penggalang Ramu; kecakapan nomor ke-24)
  • Dapat membuat peta perjalanan, peta lapangan,  menjelaskan rumus menaksir: tinggi, lebar, kecepatan dan kedalaman (SKU Penggalang Terap; kecakapan nomor ke-24)
Oleh karena itu, materi dan tata cara menaksir tinggi wajib dikuasai oleh setiap pramuka terutama bagi pramuka penggalang.
Menaksir sendiri dapat diartikan sebagai “menentukan sesuatu (harga, banyaknya, jumlah, ukuran, dan sebagainya) dengan kira-kira”. Sehingga menaksir tinggi dapat diartikan sebagai menentukan ukuran tinggi sebuah obyek dengan kira-kira. Karena sifatnya yang “kira-kira” maka menaksir jelaslah berbeda dengan mengukur. Dalam menaksir tinggi kita dituntut untuk mengetahui (menentukan) sebuah ukuran tinggi sebuah obyek dengan menggunakan alat seadanya.
latihan-menaksir-tinggi

Melakukan Penaksiran Tinggi Dengan Metode Perbandingan Segitiga

Dalam menaksir tinggi terdapat berbagai cara dan metode seperti metode menaksir tinggi dengan menggunakan bantuan bayangan, metode segitiga siku-siku (45 derajat), dan lain sebagainya. Pada kesempatan ini kita akan mempelajari menaksir tinggi dengan menggunakan metode perbandingan segitiga. Metode ini memanfaatkan teori kesebangunan segitiga. Dengan menggunakan metode menaksir ini, hasil yang didapat akan lebih akurat serta memudahkan dalan verifikasi ulang ataupun pengecekan kembali (termasuk penilaian) karena menggunakan rumus yang sistematis.
Namun menaksir tinggi dengan menggunakan metode perbandingan segitiga ini hanya bisa dilakukan jika kondisi tanah di sekitar obyek yang ditaksir dalam kondisi datar. Jika kontur tanah miring harus menggunakan metode yang lain karena hasilnya dipastikan tidak akan akurat.
Diumpamakan sedang menaksir tinggi sebuah pohon. Untuk mempermudah penjelasan, perhatikan gambar berikut:
menaksir-tinggi
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
  1. Ukurlah dengan menggunakan tongkat pramuka (biasanya berukuran 160 cm) dari pangkal pohon ke sebelah samping. Panjang ukuran terserah, menyesuaikan dengan kondisi medan. Dalam kasus ini seumpama diukur sebanyak 5 tongkat yang berarti sejauh 800 cm atau 8 meter (160 x 4 = 640). Tandai sebagai titik “B”.
  2. Di titik “B” tersebut dirikan tongkat pramuka secara tegak lurus.
  3. Intailah dari seberang titik “C” ke puncak pohon yang ditaksir tingginya (titik “D”) melalui ujung atas tongkat (titik “E”) sehingga antara titik A, E, dan D membentuk garis lurus.
  4. Agar tercipta garis lurus rubah atau geser maju dan mundur titik pengintaian (titik A).
  5. Jika telah terbentuk garis lurus antara titik A, E, dan D, ukurlah jarak antara titik “B” dan “A”. Seumpama hasil pengukuran jarak AB adalah 190 cm.
Setelah semua langkah pengukuran dan pengintaian tersebut di atas dilakukan sekarang saatnya melakukan penghitungan dengan menggunakan rumus perbandingan segitiga sebagai berikut: CD = BE X (AB + BC) : AB. Tulislah dalam selembar kertas dilengkapi dengan sketsa penaksiran. Lebih jelasnya seperti ini:
menaksir-tinggi-2
Diketahui : BE
AB
BC
=
=
=
160 cm (tongkat pramuka)
190 cm
640 cm
Ditanya : CD = Tinggi Pohon?
Jawab : CD = BE X (AB + BC) : AB160 X (190 + 640) : 190
160 X 830 : 190
132.800 : 190
698,9474 cm

dibulatkan menjadi 699 cm atau 6,9 meter
Jadi tinggi pohon adalah 6,9 meter
Dari hasil penaksiran tersebut kita dapatkan hasil kira-kira tinggi pohon adalah 699 cm atau 6,9 meter (1 meter = 100 cm, berarti 699 dibagi 100 = 6,99). Yang perlu diperhatikan agar dalam melakukan penaksiran tinggi mendapatkan hasil yang paling akurat adalah:
  1. Saat melakukan pengintaian, posisi mata harus sedekat mungkin dengan tanah. Untuk itu sentuhkan kepala ke tanah dan pejamkan mata yang sebelah atas sehingga pengintaian (pembidikan) menggunakan satu mata yang terdekat dengan tanah.
  2. Posisi tongkat (BE) saat pembidikan harus benar-benar tegak lurus dengan tanah jangan miring.
Pada langkah-langkah di atas posisi titik BE tidak berubah. Jika pengintaian belum menghasilkan garis “AED” yang lurus, lokasi pengintaian (titik A) yang diubah maju atau mundur. Bagi beberapa pramuka ada yang memilih titik A (lokasi pengintaian) sebagai titik statis statis yang tidak berubah-rubah lokasinya sebaliknya titik “BE” (tongkat) berubah maju mundur hingga pengintaian menghasilkan garis “AED” yang lurus. Jika memilih langkah yang demikian pengukuran titik AB dan BC dilakukan setelah pengintaian selesai.
Itulah langkah-langkah dan rumus menaksir tinggi dengan menggunakan metode perbandingan segitiga. Di samping membutuhkan ketelitian juga dibutuhkan kerja sama antar anggota regu agar proses penaksiran berjalan lancar dan hasilnya akurat.

MENAKSIR LEBAR SUNGAI ( 4 CARA )
Cara menaksir lebar sungai | pramuka. 
Menaksir adalah mengira-ngira. Oleh karena itu jika hasil penaksiran berbeda sedikit dengan kenyataan sebenarnya (dengan batas tertentu. disebut toleransi) sudah dianggap baik/benar. 

Cara Menaksir Lebar Sungai
A.  Cara Pertama :
Mengukur/menaksir lebar sungai dengan ilmu ukur segitiga.


  1. Tetapkan check point A di seberang sungai.
  2. Jadikan tempat kita berdiri  sebagai  titik B.
  3. Buat sudut 90° dan bergerak ke C sebanyak  x  langkah  (x adalah jumlah langkah).
  4. Lanjutkan melangkah ke D sebanyak ½  x langkah. (1/2 x langkah adalah jumlah langkah
  5. Dari titik D buat sudut 90° dan bergeraklah mundur sambil mengintai ke point A dan C.
  6. Tempat berdiri, berada di satu garis lurus.   
  7. Berhenti setelah A: C dan E berada di satu garis lurus. (dengan demikian lebar sungai: AB = 2 DE).
B.  Cara Kedua :
Mengukur/menaksir lebar sungai dengan ilmu ukur segitiga


  1. Tetapkan check point A.
  2. Jadikan tempat tegak pada point B.
  3. Menghadap ke kiri dengan sudut 90° kemudian berjalan mundur.
  4. Berhentilah apabila telah dapat membuat sudut 45°, jika di proyeksikan ke titik A.
  5. Titik tersebut dinyatakan sebagai titik C. Dengan demikian maka dalam segitiga ABC diatas, sudut A juga = 45° karena itu sisi AB = BC. Jadi lebar sungai AB = BC.

C.   Cara ketiga :
Mengukur/menaksir lebar sungai dengan ujung topi.

  1. Dengan pandangan melalui ujung topi, tentukan sebuah check point A di seberang sungai.
  2. Berputarlah ketepi yang lain dengan sikap tubuh dan topi yang sama.
  3. Suruh seorang teman menuju ke titik di hujung pandangan melalui topi tersebut.
  4. Titik tersebut kita anggap C. maka BA = BC = radius.
D.  Cara keempat :
Menaksir Lebar Sungai dengan Permukaan Air yang Tenang/Danau.




  1. Jatuhkan benda berat ke dalam air, misalnya : batu atau sejenisnya
  2. Perhatikan riak air yang berjalan menuju titik C (diseberang).
  3. Perhatikan riak air yang menyentuh titik C yang bersama-sama menyentuh titik B
  4. Ukur jarak antara A dan B.
  5. Jarak A dan B akan sama dengan jarak A dan C yang sekaligus menunjukan lebar sungai.

MENAKSIR ARUS SUNGAI
Teknik menaksir kecepatan arus air sungai menjadi salah satu teknik kepramukaan tentang menaksir yang sudah selayaknya diketahui dan dikuasai oleh pramuka. Sebagaimana teknik menaksir lainnya, semisal menaksir tinggi dan menaksir lebar sungai, menaksir kecepatan menjadi salah satu syarat dalam kecakapan umum.
Dalam SKU Penggalang Rakit dan SKU Penggalang Terap, kemampuan dan keterampilan menaksir kecepatan arus air menjadi salah satu syarat yang diujikan. Dalam masing-masing kecakapan umum tersebut disebutkan, bahwa:
  • Dapat menggunakan kompas dan membuat Peta Pita, manaksir kecepatan arus dan kedalaman (Materi SKU Penggalang Rakit Nomor 24)
    • Dpat menaksir kecepatan arus air dan kedalaman sungai (Pencapaian Pengisian SKU Penggalang Rakit Nomor 24 poin 3)
  • Dapat membuat peta perjalanan, peta lapangan,  menjelaskan rumus menaksir: tinggi, lebar, kecepatan dan kedalaman (Materi SKU Penggalang Terap Nomor 24)
    • Pernah menjelaskan rumus menaksir tinggi, lebar, kecepatan arus air dan kedalaman sungai (Pencapaian Pengisian SKU Penggalang Terap Nomor 24 Poin 3)
Lalu bagaimana cara dan teknik menaksir kecepatan arus air sungai? Akan kita pelajari!

Cara Menaksir Kecepatan Arus Air

Untuk melakukan teknik kepramukaan penaksiran kecepatan arus air, salah satunya bisa menggunakan metode sebagai berikut:
  1. Satu orang berdiri di titik A dan satu orang lagi berdiri di titik B (perhatikan gambar di atas). Jarak antara A dan B harus ditentukan terlebih dahulu, semisal 1 meter, 5 meter, atau 10 meter tergantung kecepatan arus air, dimana semakin cepat arus lebih baik semakin jauh.
  2. Orang A (orang yang berdiri di titik A) membawa benda yang bisa terapung, sedangkan orang B (orang yang berdiri di titik B) membawa pengukur waktu (stopwatch atau jam).
  3. Orang A menjatuhkan benda ke air. Bersamaan dengan itu Orang B menghidupkan penghitung waktu dan mematikannya saat benda tersebut sampai di orang B.
  4. Lakukan penghitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus :
Di mana:
  • v = kecepatan; dengan satuan detik/meter; menit/meter; jam/km dll
  • s = jarak; dengan satuan meter, kilometer (km) dll
  • t = waktu; dengan satuan detik; menit; atau jam
Contoh :
  • jarak antara A dan B (s) 10 meter
  • waktu benda terapung mengalir dari A ke B (t) 3 menit
  • Maka kecepatannya adalah :
Jadi kecepatan arus air sungai tersebut adalah 3,33 meter/menit.
Nah setelah mempelajari cara dan teknik menaksir kecepatan arus air sungai, sekarang saatnya untuk mempraktekkannya. Teknik kepramukaan, termasuk menaksir, harus sering-sering dilatih dan dipraktekkan tentunya dengan bimbingan kakak-kakak pembina.

Senin, 01 Februari 2016

PANORAMA SKETSA PRAMUKA

Membuat laporan panorama berbeda dengan membuat sketsa pemandangan atau melukis, sebab laporan panorama mempunyai beberapa aturan yang membedakannya dari gambar biasa, baik segi peralatan maupun teknik dari segi menggambarnya.
Panorama berguna untuk menggambarkan kembali situasi atau keadaan suatu daerah pada suatu waktu, dan jika kita kembali lagi ke daerah tersebut kita akan dapat melihat perubahan-perubahan yang terjadi.
Para prajurit biasa membuat laporan panorama sebagai bahan penyelidikan / pengintaian untuk menilai keadaan musuh, bagaimana posisinya, dimana letak persenjataanya, dan sebagainya. Sehingga mudah bagi prajurit tersebut untuk menyusun strategi meyerbu atau melumpuhkan lawan.

CARA MENGERJAKAN LAPORAN PANORAMA, YAITU :

1. Peralatan yang harus disediakan, seperti :
  • Kertas Lapran.
  • Pensil HB dan 2B untk mengarsir.
  • Ballpoint atau pulpen untuk menulis data dan keterangan.
  • Penggaris.
  • Kompas Bidik ( untuk mencari sasaran / arah yang dituju ).
  • Pembidik atau masker ( bias dibuat dari bahan kotak korek api dengantambahan benang atau kawat )
2. Buatlah sebuah persegi panjang diatas kertas laporan, berukuran 2 : 1.
3. Bidiklah dengan kompas pada arah yang ditiju atau yang dicari, setelah melihat pada pembidik, tandai  tempat tersebut. (misalnya Pohon, bukit, rumah dan sebagainya).
4. Pergunakan pembidik (masker), letak titik tengahnya harus tepat dengan tanda yang sudah kita tentukan dengan kompas sebelumnya.
5. Pindahkan pemandangan yang kamu lihat pada kotak pembidik ke kertas laporanmu berupa sketsa saja (bukan lukisan pemandangan).
6. Jangan menggambar tanda-tanda (benda / bentuk) yang bersifat sementara atau bergerak. (misalnya sekumpulan ternak, mobil dan sebagainya)
7. Mulailah mengarsir gambar panorama, mulailah dari yang terdekat terlebih dahulu baru yang jauh.
8. Selesaikan mengarsir, lengkapilah data-data atau keterangan pada laporanmu. Dari mulai data gambar, alat-alat yang kita pergunakan, samapi pada keterangan-keterangan selama pembuatan gambar. (cuaca, angina, arah dsb.)


KETERANGAN KHUSUS :

 Arsiran miring berlaku untuk pohon , semak dan desa.










 Arsiran mendatar untk bebatuan, sawah dan ladang.










 Untuk pegunungan, gunung dan bukit. Arsiran mengikuti bentuknya.










 Semakin jauh, semakin renggang arsiran kita (kerapatan garis).









Catatan : Jika banyak yang kita dapatkan sebagai keterangan, maka kita dapat menambahkannya pada lembaran khusus sebagai lampiran.


Kemudian satu hal yang penting, jika kita ingin laporan kita baik, maka laporan kita harus :

 Bersih.
 Tepat Arah Sasaran Bidiknya (kompas).
 Alat-alat Lengkap.
 Keterangan Laporannya lengkap.
 Arsiran Rapid an benar.


Arsiran gambar pada kotak harus menggunakan Pensil
Gambar Alat sket :

Perhatikan contoh laporan panorama lalu lihat bagaimana membuat kotaknya, garis pinggir, arsiran , keterangan dan data-data lainya yang dianggap perlu. Jangan lupa mencantumkan Identitas pembuat (nama beserta keterangan-keterangannya.


Contoh :

LAPORAN PANORAMA


Gambar panorama ini dibuat dari sisi Jalan Gunung Sebelah Kanan.

DATA GAMBAR :

Keterangan  Gambar :
1. Tempat : Jl. Gunung Ds ….                
2. Waktu : 10.45 WIB.                            
3. Cuaca : Cerah.                                    
4. Suhu : 29° C                                      
5. Angin : Kencang Kea rah Barat.          
6. Titik Sasaran : 180° .                          
7. Tanggal : 30 Nopember 1992

Alat - Alat :
1. Kertas Laporan
2. Pensil HB dan 2 B
3. Mistar
4. Ballpoint
5. Kompat Bidik " torpedo "
6. Masker (pembidik).

Tujuan pembuatan laporan Panorama ini ditujukan untuk : PANITIA LOMBA




Pembuat,



Regu Cendrawasih

Apa Itu Peta Pita dan Kegunaanya



Apa Itu Peta Pita? Kali ini admin akan membahas Materi Pramuka Seputar Pengertian Peta Peta, Kegunaan dari Peta Pita dan bagaimana cara membuat peta pita yang baik dan benar, sebelum itu pastikan sobat sudah memahami dulu materi pramuka sebelumnya tentang Kompas dan Arah Mata Angin sebelum membaca artikel ini.

Pengertian Peta Pita
  • Peta pita adalah gambaran keadaan daerah/wilayah yang dilewati dalam suatu perjalanan/penjelajahan  yang digambar pada gulungan kertas berbentuk pita. 
  • Peta pita & Peta perjalanan merupakan materi latihan kepramukaan yang sangat penting untuk mengembangkan rasa cinta alam & penguasaan lingkungan, penerapan pengetahuan tentang peta (skala, jarak, tanda-tanda alam, arah & sudut kompas, dsb), serta ketrampilan  bekerja secara kelompok dengan teliti, kompak  dan kebersamaan
  • Disebut peta pita karena kertas yang akan digambar/digarap, digulung seperti pita mesin tik (lihat gambar dibawah).
Kegunaan Peta Pita
Kegunaan peta pita sangat erat hubungannya dengan tujuan dibuatnya peta pita itu sendiri. Tujuan  pembuatan peta pita antara lain :
  • Sebagai pedoman/petunjuk perjalanan, Apabila akan menuju ke suatu tempat melintasi daerah yang belum dikenal ada kemungkinan akan tersesat. Kalau hal ini terjadi maka dengan bantuan peta pita yang dibuat dengan mudah kembali menuju posisi semula. Dalam hal ini peta pita digunakan terbalik (berlawanan arah dengan proses pembuatannya). 
  • Sebagai dokumentasi perjalanan, Apabila suatu saat akan mengulangi kembali perjalanan melalui daerah yang sama dengan bantuan peta pita hal ini dengan mudah dilakukan. 
  • Sebagai pedoman membuat peta wilayah, Dengan berpedoman peta pita dengan mudah dapat membuat peta daerah/wilayah tertentu. Tinggal penyesuaian dengan skala yangndiperlukan.
 Perlengkapan Membuat Peta Pita
  • Kertas berupa gulungan.
  • Pensil, penggaris panjang/segitiga, karet penghapus, busur derajat.
  • Kompas dan jam tangan
  • Tali (sebagai pengukur jarak), biasanya untuk jarak dekat. Untuk jarak jauh biasanya menggunakan langkah.
  • Alas dari triplek/alat khusus pembuatan peta pita 
CARA PEMBUATAN PETA-PITA
A. Pada halaman pertama kertas laporan, jangan lupa cantumkan:
1. Kepada siapa laporan ditujukan
2. Siapa yang membuat laporan (identitas lengkap)
3. Keterangan/data laporan, seperti tanggal pmbuatan, cuaca, tempat, dan sebagainya.

B. Pada halaman berikutnya, lalu buat peta pita dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Halaman dibagi menjadi 7 ruang/kolom

Kolom 1: Nomor
Kolom 2 : Waktu (Waktu pembuatan)
Kolom 3: Laporan perjalanan (dilihat dari bawah)
Kolom 4: Jarak yang ditempuh (dalam meter [m])
Kolom 5: Arah kompas (dalam derajat atau dalam jarum penunjuk)
kolom 6: Gambar Peta pita (kiri & kanan jalan yang dilihat selama perjalanan dan menggunakan gambar berupa simbol)
kolom 7: Keterangan
Format Peta Pita
Contoh Hasil Pembuatan Peta Pita


Keterangan Gambar Pada Peta Pita
 

























UJIAN TKK JURU MASAK

Dalam rangka menguji ketrampilan memasak anggota pramuka penggalang Gudep 12.105-106 UPTD SMP Negeri 1 Gampengrejo melaksanakan kegiatan Ujian Syarat Kecakapan Khusus Juru Masak sederhana yang memenuhi syarat 4 sehat 5 sempurna. SKK / TKK Juru Masak merupakn SKK ke 5 yang wajib dimiliki oleh seorang anggota pramuka penggalang rakit.


Foto Dokumentasi 
Kelompok 1
Kelompok 2
 
Kegiatan ini dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 4-5 anggota per kelompoknya. Dengan harapan bahwa setiap anggota pramuka kedepannya mempunyai ketrampilan dan hidup mandiri serta dapat bekerjasama dalam kelompok.

Adapun syarat - syarat kecakapan khusus Juru Masak antara lain :
 1. Untuk mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus : 
  1. Dapat membuat dapur dan tahu syarat-syaratnya. 
  2. Mengetahui cara dan dapat membuat api terbuka dengan kayu atau tanpa minyak. 
  3. Dapat menghidangkan masakan untuk orang yang terdiri dari : - Nasi, - Satu jenis lauk kering ( goreng atau bakar, tanpa kuah ), - Minuman teh atau kopi panas. 
  4. Mengetahui cara menyimpan makanan menurut peraturan kesehatan. 
  5. Pernah membantu juru masak di suatu perkemahan 24 jam. 
2. Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Juru Masak Tingkat Purwa. 
  2. Tahu cara dan telah menyusun beberapa menu beserta bahan-bahan seperlunya, untuk satu regu yang berkemah selama maksimal 3 X 24 jam dengan mengingat empat sehat lima sempurna. 
  3. Tahu cara dan mengawetkan satu jenis makanan atau bahan makanan. 
  4. Dapat menghidangkan masakan untuk satu regu yang terdiri dari : - Nasi, - Satu jenis lauk kering ( tanpa kuah, goreng, rebus, bakar, kukus dll ). - Satu jenis lauk dengan kuah ( sayur ), - Satu jenis hidangan pencuci mulut, - Minuman. 
3. Untuk Mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Juru Masak Tingkat Madya. 
  2. Mengetahui cara dan telah menyusun menu untuk keperluan perkemahan satu regu selama 6 x 24 jam ( lengkap dengan keperluan peralatan dan bahan ) dengan mengingat empat sehat lima sempurna. 
  3. Mengetahui nilai gizi beberapa jenis bahan makanan. 
  4. Mengetahui cara dan dapat mengawetkan paling sedikit dua jenis makanan / bahan makanan supaya tahan selama satu minggu.

PENDAMPINGAN KEGIATAN GUDEP SDN SAMBIRESIK

Dalam rangka mengisi kegiatan dan evaluasi hasil latian rutin Gugus Depan SD Negeri Sambiresik Kecamatan Gampengrejo Kediri, maka Gugus Depan mengadakan Lomba Tingkat Gugus Depan ( LT 1 ) yang diikuti oleh kurang lebih 20 anggota siaga ( Kelas 4 ) dan 35 anggota penggalang ( Kelas 5 dan 6 ). Kegiatan ini dibuka langsung oleh Pembina Gugus Depan Kak. Kanestri dan didampingi oleh Penegak dan Pandega yang tergabung dalam Ganesa Scout Community " GSC ".

Foto bersama Team Ganesa bersama Pembina Gudep  sesaat setelah Upacara Pembukaan dilaksanakan


Kegiatan ini dikemas dalam suatu kegiatan penjelajahan di sekitar pangkalan yakni Ds. Sambiresik Kec. Gampengrejo Kabupaten Kediri dengan jarak kurang lebih 4 km, dengan diisi beberapa materi kepramukaan, ketrampilan dan patriotisme.

Dokumentasi lengkap dapat diakses di Yuotube kami :